Pemuda Pelopor Vincensius: Agama Bukan Sebagai Pembatas untuk Bersosialisasi

  • Bagikan
Vincensius Adam Pramono saat mempresentasikan karyanya Hangabehi and Co. (Foto: tunggal.co)

YOGYAKARTA – Salah satu pemuda pelopor Kota Yogyakarta tahun 2022, Vincensius Adam Pramono, memiliki wawasan kebangsaan yang layak diacungi jempol. Meski masih muda, 26 tahun, tetapi dia sangat memahami arti perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Bagi saya, agama bukan sebagai pembatas bagi sesama untuk sosialisasi ke masyarakat,” tegas Vincensius Adam Pramono saat mengikuti seleksi calon pemuda pelopor Kota Yogyakarta 2022 di Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Kamis 4 Agustus 2022.

Keluarga Vincensius yang tinggal di Jl. Rotowijayan KP II/244 RT 44 RW 13, Kelurahan Kadipaten, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta, memang spesial dan demokratis. Vincensius mengungkapkan, Ibunya dan dirinya Nonmuslim, sedangkan Bapak dan adiknya Muslim. Tetapi hubungan dan kehidupan keluarga baik-baik saja. Mereka saling memahami dan menghargai.

Meski Nonmuslim, Vincensius tetap aktif berkegiatan di lingkungan tempat tinggalnya yang sebagian besar beragama Islam atau Muslim. Dia ikut merancang kostum dan mendampingi warga RW 13 Kelurahan Kadipaten, Kemantren Kraton, setiap mengikuti lomba takbir atau kegiatan festival syiar agama Islam.

Aktivitas yang dijalani selama ini sesuai dengan visi dan misi Hangabehi and Co, sebuah lembaga yang didirikan Vincensius Adam Pramono pada September 2018. Lembaga ini bergerak di bidang usaha industri kreatif, khususnya pertunjukan seni budaya.

Kegiatan Hangabehi and Co, antara lain pelatihan tari, pelatihan dan jasa make up, produksi dan persewaan kostum tari, pendampingan pentas dan lomba, serta manajemen artis dan event organizer. “Kami ingin membangun generasi muda yang multitasking, berbudaya, dan berwawasan global,” ujar Vincensius kepada Wiradesa, Jumat 19 Agustus 2022.

Untuk merealisasikannya, Vincensius melakukan dengan cara yang fun, edukatif, atraktif, kreatif, entertaining, dan tentu saja profesional. Anak muda itu sukanya fun atau menyenangkan, kalau serius kurang suka. Umumnya mereka kreatif, kurang suka yang seperti biasanya. Harus beda.

Vincensius memegang prinsip agama bukan sebagai pembatas bagi sesame untuk sosialisasi. Meski dia Nonmuslim tetapi dia tetap bersosialisasi dengan Muslim dan umat beragama lainnya. Warga Kadipaten Kraton ini akan terus membagi ilmunya kepada orang lain. Menurutnya, ilmu kalau tidak dibagi tak ada gunanya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *