Mangkrak 10 Tahun, Masjid Baiturrohman Kembali Difungsikan

  • Bagikan
Oris Dwi Hermanto (kanan) di depan Masjid Baiturohman yang telah kembali difungsikan (Foto: Wiradesa)

KULONPROGO – Masjid Baiturrohman yang menempati lahan di Kompleks Panti Asuhan dan Pondok Pesantren (PAPP) Ar Rohmaan Sinar Melati 14 difungsikan kembali untuk menjalankan ibadah setelah mangkrak selama kurang lebih 10 tahun.

Pengelola sekaligus Pengasuh PAPP Ar-Rohmaan Oris Dwi Hermanto menuturkan, masjid yang berada di Padukuhan 8 Cerme, Panjatan Kulonprogo, tengah dibenahi. Sarana dapur umum, kamar mandi dan tempat wudhu bagi para jamaah dalam proses pembangunan. “Kegiatan salat jamaah lima waktu telah dimulai semenjak beberapa bulan lalu sementara untuk kegiatan salat Jumat baru dimulai pekan lalu,” terang Oris, ditemui Rabu 21 April 2021.

Oris yang diamanahi mengelola panti asuhan, masjid dan pesantren menggandeng kalangan anak muda untuk memakmurkan masjid. Secara pribadi dia berharap para pemuda khususnya dari Kulonprogo berperan aktif dalam kegiatan masjid yang dikelola bersama 13 pengurus lain.

“Langkah awal membentuk pengurus. Hampir 95 persen pengurusnya anak muda. Mereka dari beberapa komunitas seperti Tameng Dakwah Kulonprogo, Gerakan Infak Beras (GIB),” ujarnya. Membentuk karakter lewat kajian akidah, pembekalan manajemen kemasjidan disampaikan kepada para pengurus. Tiga pilar, masjid sebagai baitul mal, masjid sebagai baitul muammalah, masjid sebagai baitulloh, menurut Oris, lebih ditekankan.

Dijelaskan Oris, masjid sebagai baitul mal langkahnya dengan membangun sejumlah amal usaha. Yang telah dirintis peternakan domba, pertanian lidah buaya, ternak mentok dan memelihara lele. Masjid sebagai baitulloh program lebih mengarah kepada peribadatan, pembentukan karakter dan penguatan akidah sementara masjid sebagai baitul muammalah sebisa mungkin yang turut bekerja merawat lembaga masjid, pesantren, amal usaha dan panti asuhan seperti tukang kebun mendapatkan honor sekadar ganti uang lelah.

Jumlah santri yang menginap, sebutnya, ada 4 anak. Santri yatim dhuafa nonmukim berjumlah 14 anak, lainnya santri umum nonmukim. Kapasitas asrama serta fasilitas lain baru mampu menampung 15 anak. “Pembangunan fisik masih terus berproses, satu gedung masih punya pinjaman utang kepada toko bangunan sebesar Rp 200 juta. Toko bangunan tersebut mau menalangi material dengan model pembayaran cash tempo,” imbuhnya.

Ternak domba, salah satu amal usaha di PAPP Ar Rohmaan Kulonprogo (Foto: Wiradesa)

Khusus pengembangan amal usaha, di PAPP Ar Rohmaan telah ada lima ekor dari 60 ekor domba yang direncanakan digemukkan buat dipasarkan kembali saat Idul Adha. Sedangkan kebun lidah buaya sekitar 1000 tanaman. Setelah panen disetorkan kepada mitra yang siap menampung. Dituturkan Oris, lembaga yang dikelolanya juga menampung mereka yang mau menjemput pintu taubat meninggalkan kelamnya masa lalu.

“Ada seorang teman yang dulunya suka mabuk minuman keras, suka berantem, badannya tatoan, sadar dengan sendirinya sekarang ikut ngaji dan membantu di pesantren. Tak apa-apa meski harus mulai mengaji dari iqra,” terangnya. (Sukron Makmun)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *