YOGYAKARTA – Grha Pers Pancasila mempunyai nilai-nilai filosofis dan penuh makna. Sejatinya dirancang bukan sekadar bangunan gedung, melainkan sebagai pusat studi dan pengembangan Pers Pancasila.
Direktur Pers Pancasila PWI Pusat, Sihono HT, memaparkan signifikansi pendidikan dan pengembangan Pers Pancasila. Pasalnya, sejak Reformasi 1998, kemerdekaan pers yang diharapkan untuk kepentingan publik, ternyata jauh dari harapan. Justru, kebebasan pers banyak dinikmati oleh para pemilik modal dan kepentingan politik kekuasaan.
“Para wartawan Indonesia, banyak yang terseret ke ideologi kapitalis dan liberal. Mereka seperti tidak memiliki landasan ideologi dalam menjalankan profesi jurnalis. Karena itu, dibutuhkan pemahaman dan penanaman Pers Pancasila untuk mewujudkan ekosistem pers yang cinta tanah air,” jelas Sihono dalam Forum Group Discussion (FGD) yang diinisiasi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) DIY, Rabu 17 Juli 2024.
Menurut Sihono, para Ketua PWI Provinsi se Indonesia bertemu dengan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada tanggal 6 Juli 2018. Pada pertemuan yang berlangsung di Kraton Kilen menghasilkan Deklarasi Yogyakarta, dan rencana pembangunan Grha Pers Pancasila.
“Roh Grha Pers Pancasila adalah Deklarasi Yogyakarta dan memang ada ideologi yang diperjuangkan. Nantinya jadi pusat studi pers yang melayani kepentingan bangsa dan negara,” kata Sihono.
Lima Tiang Grha Pers Pancasila
Grha Pers Pancasila didesain dengan lima tiang yang memvisualkan nilai ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan. “Ruangannya pun mencerminkan pluralisme, kepedulian, kebhinekaan, terbuka, dan nyaman untuk beragam elemen masyarakat,” kata Sihono.
Grha Pers Pancasila menjadi tempat penyusunan Program Pemahaman dan Pelaksanaan Pers Pancasila (P4). Gedung ini juga menjadi tempat untuk merumuskan Pers Pancasila dan menyiapkan materi pendidikan, serta membuat diklat penanaman ideologi Pers Pancasila.
Sihono berharap Grha Pers Pancasila menjadi tempat yang nyaman untuk belajar, dan kondusif dalam berkarya. Di tempat ini juga dapat leluasa menyebarluaskan karya jurnalistik yang berdasarkan pada nilai-nilai pancasila; bernilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan berkeadilan.
Grha Pers Pancasila Aktualisasi dari Deklarasi Yogyakarta
Bangunan Graha Pers Pancasila didesain dengan kombinasi arsitektur klasik jawa, tradisional, dan modern. Arsitektur jawa terdapat pada mahkota atau kepala bangunan, arsitektur tradisional pada badan, sedangkan arsitektur modern pada khaki (lantai bawah).
Tenaga Ahli Arsitektur, Amrih Setyo Budi, menjelaskan konsep bangunan Grha Pers Pancasila merupakan aktualisasi dari Deklarasi Yogyakarta. Dengan begitu, grha yang akan berdiri di Jl. Gambiran No.45, Pandeyan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, mengedepankan unsur nasionalisme, solidaritas, orientasi, inspirasi, dan publikasi.
“Orientasi bangunan bernuansa kedaerahan, meruncing ke atas, dan ramah difabel. Warna bernuansa biru yang melambangkan kebebasan berekspresi dan semangat menyuarakan kebenaran dan keadilan,” katanya. (Ilyasi)